Tantangan Entrepreneur Indonesia Menghadapi MEA 2015
Tahun 2015 dapat menjadi tahun yang
penuh tantangan bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Bagaimana tidak?
ASEAN, organisasi regional yang menyatukan negara-negara di kawasan Asia
Tenggara ini mengumumkan bahwa Asean Economic Community (AEC) akan
diberlakukan pada tahun 2015.
Jadi sebenarnya apa itu AEC? Mengapa
keberadaanya mampu mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia? Inti
dari AEC adalah membuka luas pasar arus ekspor-import barang dan jasa
ataupun investasi antarnegara ASEAN dimana permasalahan tarif dan non
tarif sudah tidak diberlakukan kembali. Dengan diberikannya kemudahan
untuk bertransaksi antar negara di Asia Tenggara, diyakini dapat menjadi
peluang ataupun tantangan bagi perekenonomian masyarakat Indonesia.
Untuk menjelaskan kemungkinan situasi
ekonomi dan industri yang dapat terjadi di Indonesia kepada para calon
entrepreneur muda, Dyah Winarni Poedjiwati, MBA yang merupakan staf ahli
menteri bidang sumber daya industri dan teknologi memberikan seminar
nasional dengan judul “ Tantangan dan Antisipasi Dunia Industri
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” di Universitas Ciputra (UC)
pada hari Sabtu (18/1).
Dijelaskan dalam seminar, Indonesia dalam susunan peringkat daya saing
di negara Asia menempati posisi ke-9 dimana Indonesia masih berada di
bawah peringkat Thailand, Malaysia dan Singapura sehingga dapat
dikatakan untuk menghadapi AEC 2015 perlu dilakukannya beberapa
pembenahan khususnya di bidang industri.
Beberapa rencana yang dibuat sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing
di bidang industri antara lain adalah dengan menguatkan struktur
industri dan meningkatkan iklim industri. Selain itu, pemerintah juga
akan mengupayakan pemberian pelatihan berbasis kompetensi sebagai upaya
untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk menghadapi
persaingan dengan SDM dari negara lain.Acara ini juga bertepatan dengan penerimaan mahasiswa baru pascasarjana batch kelima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar